Sunday, June 7, 2020

Bersepeda, 'Green Recovery' Pandemi Virus Corona



SEJAK pandemi virus corona membatasi kebebasan bergerak, belanja ke pasar jadi kegiatan yang paling saya nanti-nantikan. Jadwal belanja yang saya batasi jadi seminggu sekali (biasanya bisa tiga atau empat hari sekali), membuat setiap kali waktu belanja ke pasar betul-betul saya nikmati. Kesempatan jalan-jalan, dan cuci mata mengobati kebosanan di rumah aja.

Dua bulan terakhir ini, belanja ke pasar juga saya buat menjadi lebih "lama", caranya dengan naik sepeda.

Sebenarnya memang kadang suka belanja ke pasar dengan sepeda, meski jauh lebih seringnya sih pakai motor karena malas. hehe. Hingga akhirnya pandemi ini mengubah rasa malas bersepeda ke pasar, menjadi kebutuhan. Sebuah kebutuhan berlama-lama di luar rumah, hahaha.

Belakangan, tepatnya setelah hari raya Idulfitri, saya mulai lebih sering bersepeda, bukan hanya untuk belanja ke pasar. Meski cuma bersepeda santai berkeliling di sekitar rumah, tapi saya merasa kerinduan akan jalan-jalan cukup terbayarkan.

Di waktu yang sama, bersepeda juga membuat saya tidak khawatir akan corona, karena saat bersepeda saya hanya menikmati jalanan, tidak datang atau nongkrong di satu tempat yang berpotensi membuat kita berinteraksi dengan banyak orang atau kerumunan.

Salah satu interaksi yang saya sukai saat bersepeda adalah, ketika berpapasan dengan pesepeda lainnya, kami akan saling mengangguk dan melepar senyum meski tersembunyi di balik buff masing-masing. Ada juga yang membunyikan bel sepedanya, ataupun melambai. Menyenangkan, setelah lebih dari dua bulan jarang berinteraksi tatap muka dengan banyak orang. Bersepeda rasanya membuat kita kembali menjadi manusia. hehehe.

Momen itu juga mengingatkan saya akan mendaki gunung. Momen dimana kita berpapasan dengan pendaki lain di jalur, lalu saling bertegur sapa, atau sekedar melempar senyum dan memberi semangat.

Hingga akhirnya artikel ini ditulis, saya melihat semakin banyak pesepeda yang meramaikan jalanan Kota Bandung. Tak jarang juga banyak pesepeda hilir mudik di jalan depan rumah. Mulai dari pesepeda individual dengan gear lengkap, hingga pesepeda yang berjalan berombongan baik keluarga, anak-anak muda hingga anak-anak kecil yang beramai-ramai nge-gowes bersama.

Saya kira, semua pesepeda ini punya pemikiran yang sama. Mereka menghilangkan jenuh dengan berjalan-jalan, sekaligus menjaga kesehatan dengan berolahraga. Kegiatan jalan-jalan yang paling memungkinkan untuk dilakukan, di saat kegiatan jalan-jalan ke tempat wisata belum bisa dilakukan (atau kalaupun sudah bisa dikunjungi, rasanya ada kekhawatiran akan kerumunan orang).


Green Recovery

Bersepeda ternyata memang salah satu kegiatan olahraga rekreasi yang direkomendasikan untuk boleh dilakukan di tengah pandemi virus corona. Terutama, ketika berbagai negara mulai mencabut lockdown atau melongarkan pembatasan sosial. Bersepeda juga merupakan salah satu anjuran WHO dalam panduan teknis tentang aktivitas yang dapat dilakukan masyarakat di tengah pandemi ini. 

UN Environment dalam laman resminya menyebut, bahwa bersepeda adalah kegiatan olahraga rekreasi yang diperbolehkan dalam kondisi saat ini. Bukan hanya sebagai moda transportasi yang ramah lingkungan, tapi juga sebagai salah satu kegiatan yang membantu meningkatkan imunitas tubuh di tengah krisis kesehatan global.

Kebangkitan para sepeda juga ternyata terjadi di berbagai negara yang sempat mengalami lockdown. Salah satunya di Amerika. Mengutip berbagai sumber berita, banyak warga yang mulai bersepeda untuk menghilangkan kepenatan, menjaga kesehatan, dan menjaga kewarasan.

UN Environment bahkan mengakui kegiatan bersepeda sebagai "green recovery" pasca Covid-19. Ini karena bersepeda membuat orang-orang tetap aktif secara fisik, namun juga bisa tetap memenuhi aturan physical distancing karena saat bersepeda pasti setiap orang setidaknya berjarak lebih dari satu meter. Di Milan, pemerintah setempat bahkan sengaja mengubah fungsi jalan raya sepanjang 35 kilometer sebagai ruang khusus bagi pesepeda dan pejalan kaki saat pembatasan sosial (lockdown) dicabut.



Aman Saat Bersepeda

Meski begitu, sangat penting untuk tetap waspada dan menghindari potensi tertular virus corona saat bersepeda. Jangan sampai, kegiatan rekreasional bersepeda justru membuat kita malah sakit dan berpotensi tertular virus tersebut. 

Apalagi di tengah kondisi masyarakat kita di Indonesia yang masih banyak kekurangan dalam hal disiplin menjaga kebersihan.

Berikut adalah saran pribadiku, berdasarkan pengalaman pribadi selama bersepeda sejauh pandemi beberapa waktu ini, supaya aman dan meminimalisir risiko tertular. Tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain dan keluarga di rumah.

1. Bersepeda sendiri. 

Paling aman memang bersepeda sendirian. Tidak bergerombol dengan banyak orang. Kalaupun bersepeda dalam grup/kelompok, sebisa mungkin bersepeda hanya dengan anggota keluarga, atau teman dekat yang kalian sama-sama tahu selama ini telah saling menjaga kesehatan diri dengan diam di rumah aja. Keputusan bersepeda sendiri atau berkelompok ini adalah tanggung jawab kita masing-masing untuk memastikan kegiatan bersepeda yang kita lakukan aman bagi semua orang.

2. Bersepeda jarak dekat

Tidak perlu bersepeda jauh-jauh. Misalnya langsung tur bersepeda ke luar kota. atau ke tempat-tempat wisata yang jaraknya jauh. Cukup bersepeda di sekitar lingkungan rumah, atau sekeliling tempat tinggal. Untuk saat ini, bersepeda dalam jarak dekat sudah lebih dari cukup, karena tujuannya adalah untuk olahraga rekreasional, dan menjaga imunitas. Jangan sampai, gara-gara bersepeda kita justru malah jatuh sakit.

Selain itu, banyak tempat wisata pun masih dalam kondisi tutup. Kalaupun sudah dibuka nanti, saya prediksi pasti akan langsung penuh dengan orang-orang yang sudah rindu berwisata. Jadi sebaiknya, hindari dulu tempat-tempat wisata meski sudah dibuka, untuk menghindari kerumunan dan risiko kesehatan yang tidak kita inginkan. Stay healthy!

3. Pilih waktu yang tepat

Pilih waktu bersepeda di waktu yang tidak terlalu ramai. Bersepeda pagi hari sekitar pukul 6 misalnya, dimana belum terlalu banyak aktivitas dan hiruk pikuk kendaraan bermotor. Selain udara yang lebih segar, kamu juga bisa menghindari kerumunan orang.

Kalau bersepeda ke pasar, juga pilih waktu yang tidak terlalu ramai. Misalnya kalau saya lebih memilih ke pasar agak lebih siang, atau bahkan malam hari sekalian, karena kalau pagi hari biasanya orang-orang yang berbelanja lebih padat dan ramai. (Pasar dekat rumah adalah pasar yang buka mulai tengah malam, sampai pagi menjelang siang). Pelajari waktu-waktu tersebut, dan pilih waktu yang menurut kamu lebih nyaman untuk kamu.

4. Enjoy The Road. 

Ini poin lainnya yang menurut saya cukup penting. Bisa berkeliaran dengan sepeda di luar rumah, jangan sampai membuat kita lupa untuk membatasi interaksi langsung dengan orang lain. Saat bersepeda, yang paling aman menurut saya adalah cukup dengan menikmati jalanan dalam setiap gowesan pedal.

Tidak perlu berhenti berkunjung ke satu tempat atau tempat wisata tertentu, apalagi yang ramai pengunjung, atau terdapat kerumunan. Just enjoy the road, a little photoshoot and some selfie :), then come back home safely. Untuk saat ini, enjoying the road is really enough.


5. Tetap patuhi aturan protokol covid-19.

Tetap bawa masker kain, dan juga hand sanitizer. Terkait masker kain, dalam konteks bersepeda bisa diganti dengan menggunakan buff.

Atau kalaupun kamu memakai masker kain, jangan gunakan masker saat nge-gowes, namun gunakan maskernya saat kamu beristirahat atau berbincang dengan orang lain atau tukang dagang yang kamu temui di tengah jalan. 

Ini karena pemakaian masker saat berkegiatan olahraga seperti bersepeda, ataupun jogging tidak disarankan karena justru akan mengganggu pernapasan.


6. Bawa botol minum, bekal, dan wadah kosong

Selain protokol Covid-19, jangan lupa protokol zero waste juga hehe. Bawa botol minum pribadi sudah barang tentu wajib dong. Juga bisa bawa bekal camilan seperti buah untuk kudapan istirahat di jalan. 

Jangan lupa juga membawa wadah kosong kalau-kalau akan membeli jajanan, jadi tinggal take away tanpa perlu makan di tempat, dan tentunya tidak perlu kemasan plastik sekali pakai.***

1 comment:

  1. Jika anda tertarik atau ingin menjadi web developer, anda dapat mengunjungi blog yang saya buat :)
    Web Developer Tangerang

    ReplyDelete