Saturday, March 7, 2020

5 Menu Meal Plan Burgreens (Plant Based dan Clean Eating)



JENUH! Tidak pernah saya merasa sejenuh ini.

Bukan jenuh dengan suasana, atau jenuh akan kondisi hidup, hehe. Tapi sedang jenuh makan ayam dan daging. Atau lebih tepatnya, saya sedang tiba di titik jenuh mengonsumsi ayam dan daging.

Kejenuhan mengonsumsi ayam dan daging sebenarnya sudah saya rasakan cukup lama. Tapi, titik jenuh ini mencapai puncaknya di beberapa bulan terakhir ini, sejak sekitar akhir tahun 2019. Ikan pun kurang membuat saya berselera makan.


Sayur-sayuran akhirnya jadi pilihan prioritas untuk saya konsumsi. Selain tentunya juga buah-buahan untuk camilan. Bukan berniat menjadi vegetarian, tapi sedang berusaha mendengarkan keinginan tubuh yang meminta konsumsi sayuran yang lebih dominan, atau plant based food.

Ingin lebih jauh mengenal pola makan plant based, saya pun akhirnya coba jajal menu Meal Plan Burgreens. Burgreens adalah organic healthy plant-based eatery and catering. Restoran makanan sehat ini menyajikan menu-menu berbasis nabati, bebas MSG, dan bahan-bahan organik.

Ada lima menu yang saya coba, masing-masing satu menu setiap harinya di waktu makan siang, mulai Senin hingga Jumat.

Masing-masing menu memberikan pengalaman rasa yang berbeda-beda bagi saya. Berikut adalah lima menu yang saya coba:




DAY 1: VEGAN RENDANG PLATTER

Di hari pertama, menu yang saya jajal adalah vegan rendang platter. Dari tampilannya sudah langsung membuat tertarik dan penasaran, terutama untuk mencicipi vegan rendangnya.

Satu porsi vegan rendang platter terdiri dari nasi bumbu kuning, sate tempe sambal matah, salad, dan tentunya rendang. Potongan daging rendangnya, terbuat dari jamur.

Sebelumnya saya sudah terbiasa dengan daging berbahan dasar jamur. Tekstur rendang ala burgreens ini punya tekstur yang sama seperti daging vegan lainnya. Tapi secara rasa, bagi saya rendang burgreens adalah yang paling enak dibanding vegan rendang lainnya. Empuk, dan bumbunya tidak berlebihan.

Nasi bumbu kuning, sate sambal matah, dan saladnya juga berhasil memberikan pengalaman rasa yang menyenangkan di hari pertama saya menjajal menu vegan. Bagi saya, pengalaman rasa yang menyenangkan ini sangat penting karena akan sangat membantuk membetuk persepsi yang utuh terhadap pola makan yang ingin kita bangun. Dalam hal ini, persepsi pola makan plant based. Karena makan memang harus membuat hati senang.





DAY 2: MAX CHICK'N CAESAR SALAD

Menu ini saya nyatakan sebagai menu terbaik. Menu yang paling saya cintai, idolakan, dan juga saya banggakan (haha) dari daftar lima menu mealplan Burgreens lainnya.

Ekspektasi saya yang ingin lebih banyak makan sayuran, berhasil dipuaskan dengan cita rasa max chicken caesar salad. Ada campuran selada, jagung, barley, mixed seeds, ditambah croutons dan potongan ayam.

Kuncinya sebenarnya ada di vegan caesar dressing atau saus yang disajikan sebagai pelengkap salad ini. Saunya berwarna hijau muda, rasanya segar karena seperti ada sensasi lime atau jeruk nipis. Entah apa resepnya, sok tahu aja sih ini, tapi seriously rasanya bikin bahagiaaa.

Sama seperti menu rendang sebelumnya, potongan ayam panggangnya terbuat dari jamur. Rasanya sangat mirip seperti ayam, dan sangat cocok berpadu dengan campuran saladnya yang segar. Ada bahagia yang menjalar dalam setiap suapan saladnya. Pokoknya menu terbaik yang masuk dalam daftar favoritkuuuu.




DAY 3: VEGAN HOTDOG

Menjajal menu hari ketiga, vegan hot dog, jadi pengalaman baru yang benar-benar menarik. Ini karena baru pertama kalinya mencicipi wheat-meat atau daging berbahan dasar gandum. Mengutip dari laman Burgreens, sosis pada Vegan Hotdog ini terbuat dari seitan (protein dari gandum) dan kacang chickpea, yang dibalut protein.

Selama ini sudah cukup familiar dengan tekstur daging yang berbahan dasar jamur. Tapi Vegan Hotdog ini rasanya betul-betul unik untuk lidahku yang baru pertama kali merasakan tekstur seperti ini. Dagingnya betul-betul lembut, teksturnya berbeda dengan ayam atau rendang di hari sebelumnya yang terbuat dari jamur.

Seperti tampilannya yang padat dan berisi, sosis dari gandum ini memang super mengenyangkan. Beberapa jenis dressing (saus) yang disajikan - BBQ sauce, mustard, & vegan mayo - yang saya campur jadi satu, membuat setiap gigitan Vegan Hotdog jadi lebih meriah.

Roti gandumnya juga enak, dan tidak lupa ada organik salad yang melengkapi menu ini. Tapi mungkin karena porsinya besar, buat saya agak sulit menggigit dalam tampilan utuh hotdog. Jadi dimakan dengan dipotong-potong dan dicocol saus. hehe. Bebaskan aja sih, yang penting habiskan makananmu. #nofoodwaste.




DAY 4: SHOYU RAMEN

Buat saya, jujur saja menu shoyu ramen ini adalah yang paling tidak istimewa di antara empat menu lainnya. Sebenarnya mungkin karena dasarnya saya kurang suka ramen. Lebih prefer mi yamin atau bihun dan mi yang dimasak nyemek, hehe. Jadi secara lidah, bawaannya selalu kurang cocok dengan ramen.

Selain itu, ramen yang taste-nya paling cocok di lidah saya pribadi adalah ramen dengan kuah kental seperti miso atau kari.

Shoyu ramen adalah ramen dengan kuah asin yang gurih. Tapi sebetulnya, untuk shoyu ramen ala Burgreens ini tidak terlalu gurih. Sehingga rasanya sebenarnya pas bagi saya yang memang tidak suka makanan terlalu gurih.

Untuk penyuka shoyu ramen, versi burgreens ini mungkin bisa jadi salah satu alternatif yang berbeda untuk ramen versi vegan. Dan untuk pedas, bisa menikmati shoyu ramen ini dengan tambahan bubuk cabai.

Isian Shoyu Ramen Burgreens adalah mie hijau, dengan toping jamur, jagung, tahu putih, potongan kol, dan dilengkapi nori. Karena menu vegan, tentunya tidak ada potongan telur dan daging.




DAY 5: JAPANESE KATSU CURRY

Menu hari kelima ini jadi menu penutup rangkaian meal plan yang tepat. Sebagai penyuka makanan khas jepang, rasa Katsu Curry yang ditawarkan sangat sesuai ekspektasi.

Ada nasi coklat dengan max chick'n, dilengkapi japanese brown curry dengan potongan kentang, wortel dan juga bayam. Rasa karinya tidak tajam, sesuai dengan lidah saya, dan betul-betul cocok disandingkan dengan nasi coklatnya. 

Seperti sebelumnya, potongan ayamnya terbuat dari jamur dengan tekstur yang sangat mirip ayam. Sehingga pengalaman menjajal katsu curry nya tetap ada, tanpa kita sadari bahwa makanan yang dimakan adalah sepenuhnya organik.

Di akhir program meal plan ini, yang ingin saya share justru bukan hanya soal rasa di lidah, tapi juga rasa yang saya alami pada tubuh. Selama lima hari benar-benar tidak makan daging dan hanya mengonsumsi sayuran (di luar menu mealplan burgreens, saya tetap makan plant based), saya merasa tubuh saya lebih segar. Perut juga selalu kenyang, meski asupan makanan adalah sayuran dan buah (cemilan).

Seperti tagline Burgreens, "naughty but healthy food", menu-menu mealplan yang ditawarkan memang memberikan rasa yang seru dan bernutrisi di waktu yang bersamaan. Dan buat saya, yang terpenting adalah pengalaman rasa yang saya dapatkan selama lima hari ini, membuat saya nyaman, yakin, dan percaya diri untuk meneruskan menerapkan pola makan plant based.***

Bagaimana dengan Sampahnya?


Pertanyaan ini yang cukup banyak ditanyakan teman-teman setelah saya share tentang mealplan Burgreens.

Pertama, perlu dipahami dulu, menerapkan gaya hidup zero waste mendekatkan saya dengan lebih banyak mengonsumsi sayuran. Salah satunya pola makan plant based. Sementara itu industri makanan seperti katering, saat ini belum sepenuhnya zero waste, namun ada titik-titik kompromi yang perlu diapresiasi, seperti yang Burgreens lakukan.

Meal plan Burgreens adalah menu yang kita pesan untuk durasi beberapa hari, dan makanan akan dikirimkan melalui kurir di jam yang telah disepakati.

Teman-teman yang ingin mencoba jajal menu mealplan burgreens tapi khawatir dengan jumlah sampah yang terlalu banyak, tidak perlu khawatir. Pertama, dari pengalaman yang saya dapatkan, Burgreens tidak mengemas makanannya dengan packing yang berlebihan. Kedua, kita juga bisa request untuk tidak mendapatkan tambahan cutlery (burgreens biasanya memberikan garpu berbahan kayu) dan tisu.

Ketiga, tangani sendiri sampah yang dihasilkan, dan pastikan tidak dibuang ke tong sampah sehingga tidak akan berakhir di TPA.



Total dari 5 menu meal plan yang saya jajal, ada sampah 5 box makanan (solapak), 5 plastik saus (ziplock), dan 1 plastik kuah shoyu. Total 11 item ini, saya bersihkan dan kumpulkan untuk nantinya di berikan ke bank sampah.

Sejak awal, box makanan juga tidak saya gunakan sebagai tempat makan. Tapi makanan dalam box, saya pindahkan ke piring atau mangkok. Ini agar box tidak rusak dan mudah membersihkannya. Hasilnya, box tetap bagus dan bersih.

Pada box yang digunakan burgreens, tertera bahwa box yang digunakan adalah solapak yang dibuat dari degradable material. Namun seramah lingkungan apapun bahannya, jika tidak ditangani dengan tepat tetap akan berakhir di tempat pembuangan sampah dan menjadi residu yang merugikan lingkungan. Karena itu, seramah lingkungan apapun bahannya tetap menjadi tanggung jawab kita sebagai konsumen untuk memastikan bahan-bahan ini tidak berakhir ke tempat sampah.

Selain 11 item sampah tadi, juga ada 5 kantong plastik yang terbuat dari singkong (pengiriman 5 kali menu dengan kurir, masing-masing 1 plastik). Meski tertulis degradable pada kantong plastiknya, kelima kantong plastik ini saya simpan untuk digunakan kembali hingga tiba nanti habis masa pakainya (rusak).

Sebuah win-win solution, dan upaya yang worthed untuk bisa mendapatkan pengalaman menu plant based yang menyenangkan.***

No comments:

Post a Comment