Friday, October 28, 2016

Adventure is a Statement


Sore di jembatan yang menghubungkan Kabupaten Bandung Barat dan Cianjur itu ramai dengan sejumlah anak laki-laki yang hanya berbalut celana pendek. Tubuh dengan warna kulitnya yang coklat matang, terlihat basah dan sudah sedikit kedinginan.

Mereka berdiri di tepi jembatan, bergantian melompat ke sungai Citarum. Arus sungai sore itu sedang deras-derasnya, tapi dasar akamsi (anak kampung sini), mereka dengan mudahnya berenang menepi memotong arus. Begitu terus mereka lakukan berulang-ulang, hingga senja datang.

Itu pemandangan yang dulu sering saya lihat jika tengah menyambangi Sungai Citarum, Kampung Cisameng, Desa Rajamandala,  Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Anak-anak desa disana memang tidak diragukan kehandalannya dalam berenang.

Monday, August 1, 2016

Kemping Nol Sampah : Danau Buyan


Danau Buyan. 
Empat hari sebelum memasuki bulan puasa, awal Juni 2016 lalu, saya menyambangi Bali. Nggak berencana liburan kesana sebelumnya sih, tapi setelah berjanji untuk menyempatkan ketemu dengan Monica (IG : @girlforacleanworld) akhirnya dijadwalkanlah kami bertemu di Bali awal Juni.

Pertemuan kami di kota dengan semerbak dupa di tiap penjuru kota itu, ngga seperti liburan di Bali pada umumnya. Ngga panas-panasan di pantai, atau sekedar pergi ke spot-spot fenomenal di Bali. Kami bertiga bertemu untuk pertama kali, dengan kemping bersama di Danau Buyan, daerah Bedugul, Bali. Lokasinya yang berada di ketinggian dan cuaca sejuk bersemilir udara dingin, membuat saya merasa tidak berada di Bali.

Sebelum berangkat ke Bali, Saya sudah membekali diri dengan beras, telur asin, dan senjata perbumbuan andalan : gula, garam, merica, dan bawang-bawangan. Perbekalan ini saya bawa dari rumah, supaya ngga ribet mencari yang non kemasan di bali. Kemudian untuk perbekalan makanan lainnya, kami beli di Bali.

Wednesday, April 20, 2016

Perempuan, Penebar Virus Perubahan

Perbekalan Nol Sampah, Edisi Kartinian
Situ Gunung, Sukabumi, April 2015 lalu.

Sewaktu masih kuliah dulu, bersama teman-teman perempuan saya di organisasi Mahasiswa Pencinta Alam, MAHACITA UPI kami tidak pernah lepas dari bagian "kartinian". Kegiatan memperingati hari kartini yang jatuh pada setiap tanggal 21 April.

Karena berlatar belakang mahasiswa pencinta alam, ekspresi kegiatan kartinian yang kami lakukan tidak lepas dari kegiatan kepetualangan seperti camping, hiking, ataupun naik gunung. Salah satu yang masih saya ingat benar adalah ketika kami melakukan "kartinian" ke kawasan situ lembang, Kabupaten Bandung Barat. Sekitar pertengahan tahun 2006 atau 2007.

Kala itu, kegiatan sederhana dengan kemping bersama tersebut kami jadikan ajang saling mengakrabkan diri sesama anggota perempuan yang ada. Tidak lupa kebaya menjadi pakaian yang kami kenakan saat itu di Situ Lembang, sebagai ekspresi kekuatan perempuan dalam menyuarakan perubahan. Terlalu sedehana memang untuk memaknai Hari Kartini yang memiliki arti lebih luas dalam perjuangan perempuan.

Saturday, March 5, 2016

Plastik Berbayar : A Wind Of Change


Satu tempat yang saya pikir nyaris tidak mungkin berbelanja dengan menolak kantong plastik adalah toko buku. Selama ini toko buku selalu mewajibkan buku yang kita beli dimasukan dalam kantong plastik, yang kemudian 'disegel' dengan struk pembayaran. Sebagai bukti bahwa kita sudah membeli buku tersebut.

But it's so yesterday. Semua berubah setelah negara api menyerang. Hal yang saya kira nyaris tidak mungkin, ternyata menjadi mungkin setelah pemerintah menerapkan peraturan kantong plastik berbayar. Ya, sekarang toko buku seperti Gramedia bahkan mau melayani kita membeli buku tanpa menggunakan kantong plastik!

Buku yang saya beli hanya diikat dengan karet dan ditempel struk pembayaran