Friday, December 8, 2023

Toko Curah, Pahlawan UMKM yang Perlu Diselamatkan


Camilan Mixed Nuts yang dibeli di toko curah, menggunakan wadah sendiri.
Foto dok pribadi.*/Pradna Aqmaril Paramitha 

Oleh: Pradna Aqmaril Paramitha

Di sebuah toko kecil, berjejer rak-rak kayu berisi berbagai macam kontainer. Ada toples kaca berisi bumbu dapur, tupperware berisi berbagai camilan seperti kacang-kacangan, keripik hingga kerupuk mentah, serta juga ada deretan jerigen berisi sabun cuci dan keperluan dapur lainnya.

Di kasir, penjaga toko sedang menimbang dan menghitung harga total camilan kerupuk comet yang saya beli. Comet dimasukkan ke dalam misting atau tempat makanan yang saya bawa sendiri dari rumah.

Pemandangan ini pertama kali saya temukan ketika berbelanja ke toko curah (bulk store), dua tahun lalu. Pemandangan yang saya sukai, dan menjadi momen dimana saya mulai tertarik dengan segmen lingkungan dan sustainability.

Sesuai namanya, bulk store adalah toko yang menyediakan kebutuhan rumah tangga dari cairan pembersih hingga makanan dalam jumlah grosir (bulk). Pembeli bisa menakar produk yang dibeli sesuai keinginan mereka. Harga ditentukan persatuan berat (gram) atau volume (liter).

Ide menyambangi toko curah berawal dari ajakan Ibu, yang sejak pandemi melanda menjadi sangat concern dengan isu lingkungan. Berkunjung ke toko curah pun menjadi salah satu kegiatan rutin setiap bulan.

Biasanya di akhir pekan sepulang dari berolahraga di taman kota atau berjalan-jalan ke ke tempat wisata, kami akan berkunjung ke toko curah untuk belanja keperluan dapur, membeli camilan, atau sekadar membeli kado karena toko curah juga menyediakan berbagai produk ramah lingkungan yang cocok dijadikan kado untuk teman dan keluarga. Ide sederhana yang saya rasa cukup efektif untuk membujuk teman atau keluarga agar tertarik dengan isu lingkungan lewat hadiah produk yang bermanfaat.

Bagi saya, kunjungan ke toko curah adalah pengalaman yang menyenangkan dan bahkan menjadi kenangan yang manis dan berkesan. Sayangnya, pascapandemi banyak toko curah yang tidak mampu bertahan. Beberapa toko curah di beberapa daerah gulung tikar permanen.

Pahlawan UMKM

Tren bulk store diprakarsai oleh Bulk Barn pada 1982 di Kanada. Bulk Barn mengenalkan cara berbelanja dengan mengambil produk secara langsung dari wadah dan kantong-kantong besar.

Pada 2000-an awal, gaya hidup zero waste naik daun dan membuat toko seperti Bulk Barn kian menjamur. Selanjutnya, bulk store mulai mengharuskan pembeli membawa wadah mereka sendiri. Gerakan ini dipimpin oleh waralaba Unpackaged dari London serta Negozio Leggero dan Effecorta dari Italia.

Bulk store tidak hanya tersebar di benua Eropa dan Amerika. Pada 2018, Unpackt dibuka di Singapura. Unpackt juga membantu pemula belanja minim sampah dengan menjual wadah untuk pelanggan baru.

Di Indonesia, toko curah mulai menjamur di berbagai daerah terutama sejak sekitar tahun 2019. Tidak hanya di kota-kota besar pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya, toko curah juga bermunculan di pulau lainnya seperti di Kalimantan dan Sumatera. Hal ini tentu tidak lepas dari tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dengan menerapkan hidup bebas sampah.

Sayangnya, meski mulai menjamur, tidak sedikit toko curah yang tidak mampu bertahan lebih dari satu tahun. Beberapa lainnya juga terpaksa gulung tikar setelah beberapa tahun  beroperasi.

Memang, jangankan toko curah, toko-toko besar di mall pun bisa mengalami nasib serupa. Bisnis yang hari ini buka besar-besaran bisa saja tutup hanya dalam hitungan bulan. Apalagi toko curah, yang target pasarnya masih sangat terbatas.

Selain itu, kecenderungan berbelanja online saat ini juga semakin memperberat langkah bulkstore yang mengupayakan pelanggan untuk berbelanja dengan menggunakan wadahnya sendiri (datang ke toko fisik).

Banyaknya rintisan bulk store kecil yang tidak mampu bertahan sangatlah disayangkan, karena toko curah sebetulnya adalah pahlawan UMKM. Mayoritas toko curah mendukung usaha-usaha kecil atau skala rumah tangga, dan bahkan pengusaha dan pengrajin lokal dari kota masing-masing. Mereka memberikan ruang bagi produsen kecil untuk memasarkan produknya.

Ditambah lagi, industri-industri kecil ini tidak perlu memikirkan biaya pengemasan (packaging) karena toko curah justru menjual produk untuk konsumen tanpa tambahan kemasan sekali pakai.

Toko Curah juga adalah pahlawan lingkungan. Keberadaan toko curah membantu mereka (terutama anak-anak muda) yang mengikuti filosofi zero waste dalam keseharian mereka, menekan pengurangan timbulan sampah plastik sekali pakai, dan membantu berkembangnya sistem ekonomi sirkuler.

Even Heroes Need to be Saved 

Bahkan Pahlawan juga terkadang butuh diselamatkan. Istilah ini sepertinya cocok menggambarkan situasi toko curah saat ini di Indonesia. Dalam bisnis kecil, biasanya kendala modal menjadi permasalahan yang membuat usaha-usaha rintisan tidak mampu bertahan.

Bantuan modal jelas adalah salah satu bentuk upaya yang bisa menyelamatkan bisnis kecil seperti toko curah bisa bertahan. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) seperti KUR BRI misalnya bisa sangat membantu usaha-usaha kecil yang tengah dalam tahap pengembangan.

Dilansir laman resmi BRI, terdapat KUR Mikro dan KUR Kecil yang disediakan BRI untuk Indonesia. KUR Mikro adalah kredit modal kerja atau investasi dengan plafond sampah dengan Rp 50 juta per debitur. Sementara KUR Kecil adalah kredit modal kerja dan atau investasi kepada debitur yang memiliki usaha produktif dan layak dengan plafond > Ro 50 juta sampai dengan Rp 500 juta per debitur.

Pendampingan para pengusaha toko curah untuk digitalisasi pemasaran melalui platform e-commerce, dan juga transaksi pembayaran dengan mobile banking seperti BRI Mobile maupun QRIS juga sangat penting. Hal ini agar usaha ramah lingkungan bisa tetap bersaing dan mendapatkan pasar generasi muda yang sangat dimanjakan dengan fitur serba online dan digital.

Dan pada akhirnya, upaya penyelamatan yang tidak kalah penting, kita sebagai pelanggan mempunyai andil dalam menentukan keberlangsungan sebuah toko curah. Jika lebih banyak orang yang tergerak untuk membeli dari toko curah atau bulk store, sang pahlawan UMKM tentunya akan bisa bertahan untuk bisa bangkit menyelamatkan dunia dari sampah plastik sekali pakai.***

No comments:

Post a Comment