Tuesday, October 13, 2015

Ekspedisi Nol Sampah #5 : Argopuro

Rabu, 16 September 2015, waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB. Saya dan dua anggota tim -Diana dan Adi- tiba di pos Cisentor, Gunung Argopuro. Ini adalah perjalanan hari ketiga setelah kami memulai pendakian pada Senin 14 September 2015. 

Asap tampak mengepul di kejauhan. Salah satu bagian hutan di Gunung Argopuro tengah terbakar, saat kami beristirahat sambil memasak selada air di pos Cisentor setelah berjalan selama tiga jam dari pos Cikasur. 

Tidak sampai setengah jam kami baru beristirahat, rupanya api kebakaran sudah menjalar mendekati pos Cisentor. Sangat dekat, sampai kami bisa mendengar suara api melahap ranting-ranting dan rerumputan. Kami berupaya melakukan pemadaman agar tidak menjalar hingga pos. 


  Burned

Perjalanan menuju ke Rawa Embik tidak bisa dilajutkan karena api dan juga asap yang tebal. (Belakangan kemudian saya tahu dari petugas pos Bremi, luas lahan hutan yang terbakar mencapai sekitar 300 hektar). Pilihannya saat itu hanya dua, menunggu sehari sampai besok untuk melanjutkan pendakian, atau lanjut turun ke Danau Rawa Embik. 

Menunggu sampai besok pagi, untuk bisa lanjut pendakian normal artinya menambah satu hari operasional pendakian. dengan pertimbangan itu, sore itu juga saya memutuskan tidak melanjutkan ke puncak. Melainkan, melanjutkan perjalanan besok pagi ke Danau Taman Hidup lewat jalur lain dari Cisentor. 

Sayang sudah jauh-jauh ke Argopuro tapi tidak mencapai puncaknya? Hanya pendaki dengan orientasi puncak gunung sebagai triangulasi eksistensi yang berpikir seperti itu. Beruntung saya mendaki dengan dua anggota tim Diana dan Adi, yang tanpa saya harus bicara banyak mereka ikut memutuskan tidak melanjutkan pendakian ke puncak karena melihat kebakaran yang terjadi. 


 Camp Cisentor



"Pertumbuhan jiwa yang sehat harus berarti pertumbuhan fisik yang kuat. Karena itu kami naik gunung" (Soe Hok Gie). Saya percaya, jiwa-jiwa yang sehat adalah mereka yang mampu menaklukkan egonya. Dan melihat pencapaian pendakian adalah pelajaran yang bisa mereka petik, bukan melulu pencapaian ke puncak.  

Meski tak bertemu puncak Rengganis dan Argopuro, saya percaya kedua anggota tim saya ini berhasil meraih pencapaiannya. Yakni berempati melihat hutan yang terbakar, dan berhasil menyelesaikan pendakian tanpa sampah. Ya, tanpa sampah. 

*** 

"Enak juga ya, gak bawa sampah" ucap Adi. Ya ini memang pertama kalinya bagi Adi ikut pendakian Ekspedisi nol sampah. Gak bawa sampah yang dimaksud Adi, bukan karena kami meninggalkan sampah selama pendakian. Justru, memang karena kami tidak memproduksi sampah selama lima hari pendakian di Argopuro.    

Di pendakian empat gunung sebelumnya (Gede, Tambora, Papandayan, dan Lawu) saya ditemani teman-teman lainnya juga mendaki tanpa menghasilkan sampah. Dengan rata-rata pendakian menghabiskan waktu dua hari, mendaki tanpa menghasilkan sampah memang mudah dilakukan. Tapi di Argopuro, lima hari pendakian tanpa sampah? Well, tidak ada yang tidak mungkin. 

Argopuro memang dikenal sebagai gunung dengan trek terpanjang di Indonesia. Tingginya 3.088 mdpl, sebenarnyq tidak lebih dari tinggi gunung Semeru yang 3.676 mdpl. Tapi untuk mendaki Argopuro, butuh waktu yang lebih panjang daripada mendaki Semeru. Lima hari empat malam sudah cukup ideal untuk mendaki Argopuro. Tidak terburu-buru, dan waktu yang cukup santai untuk menikmati perjalanan selama mendaki. 

Perbekalan apa yang langsung melintas di pikiranmu ketika menyiapkan untuk pendakian lima hari? Makanan yang awet dibawa sampai berhari-hari yang terpikirkan pertama kali pasti makanan instan mulai dari mie instan, sarden, kornet, dan lainnya. Tapi, tanpa makanan kemasan instan juga bisa kok. 

Masih banyak alternatif makanan alami yang bisa dijadikan perbekalan mendaki, dan awet hingga berhari-hari. Pendakian di Argopuro selama lima hari, bisa dilalui tanpa menghasilkan sampah. 
Ini menu perbekalan kami bertiga saat mendaki Argopuro selama lima hari empat malam : 



#1 Hari Pertama (Base Camp Desa Baderan - Pos Mata Air 1) : 
- Makan Pagi : Nasi + telur, dan teh manis. (Beli dan makan di warung dekat base camp). 
- snack di perjalanan : Buah Pir 
- Makan Siang : Nasi + Telur Asin + Abon + Tempe Oreg 
- Makan Malam : Nasi + Asin Cumi + Sayur Sop (Wortel, Kentang, Telur Puyuh)
 

#2 Hari Kedua (Pos Mata Air 1 - Cikasur): 
- Makan Pagi : Nasi Goreng (Nasi + Asin Cumi) 
- Snack di perjalanan : Apel 
- Makan Siang : Nasi + Telur Asin + Tempe Oreg + Abon 
- Makan Malam : Nasi + Abon + Sayur Sop (Wortel, Kentang, Telur Puyuh) 


 #3 Hari Ketiga (Cikasur - Cisentor) : 
- Makan Pagi : Bubur Kacang Hijau 
- Snack di perjalanan : Jeruk, Agar-agar 
- Makan Siang : Nasi + Selada Air Bumbu Pecel + Teri Kentang Kering 
- Makan Malam : Nasi + tumis buncis + selada air 


 #4 Hari Keempat (Cisentor - Danau Taman Hidup): 
- Makan Pagi : Rebus Kentang-Buncis-Waluh pakai bumbu kacang 
- Snack di perjalanan : Buah Pir, Agar-agar 
- Makan Siang : Nasi + telur asin + Teri Kentang Kering 
- Makan Malam : Nasi + Asin Cumi Saos Tomat + sayur sop (wortel, kentang, bakso) 


#5 Hari kelima (Danau Taman Hidup - Base Camp Desa Bremi): 
- Makan pagi : bubur kacang hijau, teh manis 
- Snack di jalan : Apel 


#perbekalan lainnya : 
- Saos botolan (botol kaca) 
- Gula 
- Kopi hitam 
- Teh bubuk (bukan teh sachet) 
- Garam 
- Merica 
- Rempah-rempah (bawang, daun salam, sereh, jahe) 
- Gula Merah 
- Kuaci Kiloan 
- Biskuit-biskuit 


Sop menjadi andalan hampir di setiap menu makan malam. Ini memang karena sop adalah makanan yang paling mudah dimasak, dan juga terbaik dimasak malam hari saat mendaki gunung. Air sop menghangatkan, dan menambah selera makan. Selain itu juga jadi alternatif pengganti mie instan yang biasanya dijadikan pilihan untuk makanan di malam hari saat mendaki. 

Selain itu, sop juga jadi andalan karena bahan sayuran untuk sop juga relatif kuat bertahan hingga beberapa hari. Seperti Wortel, kentang, dan juga buncis. Dibandingkan sayuran hijau seperti bayam atau kangkung yang akan layu kalau tidak segera diolah. Inilah alasan kenapa sampai di hari keempat kami masih bisa menikmati sop hangat. 

Mayoritas perbekalan yang kami bawa di atas adalah makanan tanpa kemasan. Sayuran kami bawa dengan menggunakan kantong-kantong kain, bukan plastik. Asin cumi kami beli di pasar tradisional, karena disana kalian bisa mendapatkan asin cumi segar yang bisa dibeli kiloan dan belum dikemas. 

Untuk telur, kami packing dengan menyisipkannya di dalam wadah berisi beras. Cara packing ini, safety untuk membawa telur tanpa ada yang pecah. 
Perlu diketahui, memang ada beberapa perbekalan yang sebenarnya berkemasan saat dibeli seperti abon, agar-agar, gula dan juga biskuit. Ini karena bahan makanan ini memang sulit untuk didapatkan tanpa kemasan. Untuk bahan perbekalan berkemasan yang tidak bisa dihindari seperti ini, terlebih dulu dipacking ke dalam wadah/kotak makan saat persiapan di rumah. Ini dilakukan agar tidak ada sama sekali kemasan makanan yang dibawa ke gunung yang didaki. 

Untuk abon, sebenarnya bisa menggunakan alternatif membawa bekal daging segar seperti daging sapi baik mentah maupun yang sudah diolah menjadi rendang, gulai, dan lainnya. Bisa juga membawa ikan yang mudah diolah, seperti ikan pindang misalnya.

Masih banyak menu makanan tanpa kemasan yang bisa dijadikan alternatif perbekalan saat mendaki. Jangan lupa untuk memperhitungkan kebutuhan makan setiap harinya, sehingga perbekalan yang dibawa tidak kekurangan ataupun terlalu berlebihan. Juga jangan lupa sesuaikan dengan selera masing-masing. Selamat mencoba mendaki tanpa menghasilkan sampah! 

***

Informasi lainnya terkait pendakian Argopuro : 
1. Biaya Pendakian Rp 20.000 / Orang / Hari 

2. Biaya Administrasi Rp 20.000 

3. Biaya Penginapan di Base Camp (kalau menginap) Rp 5.000/orang. Alternatif : bisa buka tenda di basecamp. 

4. Pendakian ideal (normal, santai) adalah 5 hari 4 malam 
H1 : Base Camp Baderan - Pos Mata Air 1 
H2 : Pos Mata Air 1 - Cikasur 
H3 : Cikasur - cisentor- Rawa Embik 
H4 : Rawa Embik - Puncak - Danau Taman Hidup 
H5 : Danau Taman Hidup - Bremi 

(Alternatif kalau terpaksa tidak ke Puncak)
H3 : Cikasur - Cisentor 
H4 : Cisentor - Danau Taman Hidup 
H5 : Danau Taman Hidup - Bremi 

5. Kontak Person Gunung Argopuro 
 Basecamp Baderan : Pak samhaji (082336446256) 
 Basecamp Bremi : Pak Arifin (085204941082)

No comments:

Post a Comment