Monday, August 11, 2014

Ekspedisi Nol Sampah #3 (Papandayan, part 1 : persiapan)

 Zerowasteadventure is back. Setelah Gunung Gede (2013) dan Tambora (April 2014), sekarang giliran gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat yang bakal dikunjungin. Pendakian ke Papandayan bakal dilakukan di momen peringatan kemerdekaan Indonesia, 16-17 Agustus 2014 ini. Tentunya masih dengan konsep mendaki tanpa sampah.

Selain pengen ikut upacara 17 agustus di Papandayan, di pendakian kali ini misi saya juga ingin lihat fenomena sampah saat pendakian 17 agustus di gunung :)

Pendakian saya kali ini sangat terbuka untuk siapapun yang ingin ikut bergabung. Siapapun boleh ikut, asal punya motivasi yang sama untuk belajar mendaki tanpa sampah. Karena momennya sekaligus memperingati 17 agustus, cukup banyak juga yang tertarik bergabung krn penasatan ingin tahu seperti apa mendaki tanpa sampah.



Yang menarik, banyak pertanyaan yg terlontar dari teman-teman selama persiapan jelang pendakian. Ini beberapa pertanyaan yang paling banyak ditanyakan, dan penting juga buat informasi yang mungkin bisa membantu membuka pikiran kita semua pentingnya menerapkan gaya hidup #zerowaste :


1. Zerowaste itu apa dan gimana sih?
Zerowaste itu prinsip gaya hidup untuk meminimalisir produksi sampah, atau bahkan hingga sama sekali tidak memproduksi sampah. Gaya hidup ya, bukan gaya-gayaan.

2. Kalau zerowasteadventure?
Pengaplikasian gaya hidup zerowaste dalam kegiatan petualangan terutama kegiatan di alam bebas.

3. Kaya gimana kegiatan zerowasteadventure teh?
Kegiatan petualangan yg dipilih adalah mendaki gunung krn dinilai merupakan cara paling efektif untuk aplikasi zerowaste, dan juga penting krn adanya permasalahan sampah yg sudah kronis di gunung. Kegiatannya sangat sederhana, dengan membawa perbekalan tanpa kemasan plastik/ yang tidak berpotensi jadi sampah.

4. Caranya bawa perbekalan yang tidak berpotensi sampah?
Mudah, bawa makanan dalam kotak makan/wadah makanan. Perbanyak sayuran, dan buah-buahan untuk pengganti snack

5. Brati ga boleh bawa mie? Gak afdol rasanya kalo makan mie di gunung!
Disarankan gak bawa mie. Krn itu salah satu sumber sampah di gunung

6. Gmn kalau mie nya dipindah dulu ke dalam wadah? Jadi kan ga akan nyampah di gunung!
Esensinya bukan begitu. Mengaplikasikan zerowaste di kegiatan berpetualang (naik gunung) bkn soal naik gunungnya saja. Tp gmn mempelajari dan mencoba gaya hidup zerowaste, salah satunya yaitu menolak makanan dalam kemasan termasuk mie instan. Lagipula, gak bawa mie instan ke gunung bukanlah akhir dari segalanya. Malahan, lebih sehat. Makanan yg enak gak selalu menyehatkan kan? :)

7. Jadi bawa makanan apa dong?
Banyak yg bisa dibawa. Sesuai selera aja. Misalnya : beras, sayur, daging matang (rendang/dendeng/ati), telur, macroni/pasta, tempe/tahu, abon, teri kacang, dll.

8. Ribet dong ya bawa banyak wadah makanan?
Inilah pentingnya manajemen pendakian. Untuk mendaki papandayan selama satu hari satu malam, cuma butuh perbekalan untuk 3 kali masak. Dan itu tidak terlalu banyak

9. kalo gitu sih ga usah bawa makanan berat. Bawa snack aja cukup kan?
Sekali lagi, ini pentingnya manajemen pendakian. Kalori yang besar  dibutuhkan dlm kegiatan mendaki. Jadi jangan remehkan perhitungan perbekalan

10. Wadah makanan kan gak semua orang punya, lagian mahal jg?
Iya memang gak murah. Tp ga ada ruginya beli beberapa wadah makanan, krn mereka reusable. Bisa dipakai berulang2. Bukan cuma untuk pendakian, tapi buat sehari-hari juga. Bermanfaat kan

11. Wadah makanannya yg dari bahan plastik? Kalo pengen antiplastik, sekalian aja wadah makanannya yg stainless steel atau kaca?!
Bisa, untuk penerapan di keseharian akan lebih bagus kalau pakai wadah makanan dari stainless steel dan kaca. Tapi kalau untuk kegiatan mendaki, wadah makanan dari kedua bahan itu ngga sesuai dengan prinsip pendakian. Dalam pendakian, packing harus dilakukan seefisien mungkin. Wadah makanan dari plastik sesuai untuk ini, karena tidak terlalu menambah berat beban dalam carrier/daypack.

12. Ribet juga ya mendaki tanpa sampah itu?!
belum coba kok udah bilang ribet :) kalau udah dilakukan dan dijadiin kebiasaan, dijamin gak ribet. Justru bakal keterusan dengan sendirinya. Lagian, perlu diingat budaya membuang sampah itu karena gaya hidup kita yang selama ini serba instan (makanan instan, minuman instan, dll) akibatnya jadi konsumtif.


Jadi, sudah siap mendaki tanpa sampah? ayo packing!

salam, Pieta

No comments:

Post a Comment