Friday, November 29, 2024

Sesar Lembang dan Desain Pariwisata Regeneratif


Bandung harus mulai menerapkan desain pariwisata yang regeneratif (Regenerative Tourism Design). Hal ini mengingat Bandung merupakan wilayah yang sangat tinggi akan kegiatan pariwisata, namun juga tinggi risiko bencana yang menginitai di balik patahan lembang, atau sesar lembang.

Hal ini diungkap dalam diskusi Design Action.bdg 2024, Regenerative Tourism Design, pada Jumat, 29 November 2024.

Sesar lembang merupakan salah satu patahan gempa aktif di Indonesia, yang lokasinya terbentang melalui beberapa wilayah di Bandung area mulai dari Padalarang, hingga Lembang. Retakan pada kerak bumi akibat tekanan tektonik ini dapat mengakibatkan gempa bumi yang diperkirakan bisa mencapai 6,8 - 7 Magnitudo. 

Ancaman ini belum masuk dalam desain pengembangan pariwisata di Bandung. "Pariwisata dipaksa untuk terus menghasilkan keuntungan ekonomi, tanpa melihat aspek yang lain. Padahal ada hal-hal yang juga perlu dipertimbangkan seperti cost kerusakan alam, cost infrastruktur pariwisata, dan lainnya termasuk risiko bencana,"  ujar Mochamad Nalendra, Founder dan CEO Wise Steps Consulting, dalam diskusi tersebut yang berlangsung di Uncle D Space, Cigadung, Kota Bandung.

Dia menuturkan, pariwisata memang memiliki kekuatan yang sangat besar yang dapat mendatangkan keuntungan ekonomi bagi daerah. Namun jika tidak dikelola dengan baik, itu justru dapat berbalik menghancurkan.

"Tidak selamanya jumlah turis yang makin banyak itu, semakin membuat warga sejahtera. Contohnya di Canggu (Bali), jumlah turis yang tinggi membuat orang lama-lama malah apatis. Atau contoh lain, di Barcelona ada kasus (warga protes pariwisata massal) turis disemprot air oleh warga," ujarnya.


Karena itu, pariwisata sangat perlu untuk didesain secara seimbang tidak hanya dari segi pendapatan ekonomi namun juga mempertimbangkan berbagai risiko yang meliputinya, termasuk risiko bencana. Pertimbangan risiko bencana akan berdampak pada tata kota atau daerah yang dijadikan kawasan wisata.

Desain pariwisata yang regeneratif (Regenerative Tourism Design), tidak hanya memikirkan bagaimana mendatangkan wisatawan. Lebih dari itu, Regenerative Tourism mendorong agar kegiatan pariwisata memberikan dampak konservasi terhadap kawasan. "Regenerative adalah to grow again. To make something grow again. Bagaimana sebuah destinasi bisa menjadi lebih baik dibandingkan ketika kita datangi. Destinasi harus dilihat sebagai living sistem, bukan hanya alat untuk menghasilkan pendapatan," tuturnya.

Mitigasi bencana dapat dilakukan salah satunya melalui pendekatan desain. Diskusi Regenerative Tourism Design merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Design Action Bandung yang digelar Bandung Creative City Forum (BCCF). Sebelumnya juga terdapat lokakarya yang mengundang masyarakat dan komunitas penggerak lintas usia, latar belakang, dan lintas isu untuk terlibat bersama dalam merancang gagasan-gagasan baru untuk Kota Bandung terkait merespon ancaman risiko bencana.

No comments:

Post a Comment