Wednesday, July 3, 2024

Empat Sumber Utama Mikroplastik di Dapurmu


Foto Ilustrasi: Canva

BAHAYA dari limbah plastik sekali pakai semakin mengancam kehidupan manusia. Dalam studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Newcastle, Australia menyebutkan bahwa saat ini manusia rata-rata mengonsumsi 5 gram mikroplastik, atau kurang lebih sebesar satu kartu ATM.

Mikroplastik adalah partikel kecil plastik yang ukurannya kurang dari lima milimeter. Ukurannya yang kasat mata membuatnya menjadi partikel yang berbahaya bagi kesehatan manusia terutama serangan jantung, kanker, hingga masalah infertilitas.

Mikroplastik datang dari banyak sumber makanan dan barang yang kita gunakan dan konsumsi sehari-hari. Dilansir dari Euronews, ada lima sumber utama mikroplastik yang sangat lekat dengan keseharian kita.

Pertama, adalah teh celup. Minuman yang satu ini sangat dekat dengan keseharian. Rutin diseduh setiap pagi atau sore, ternyata berkontribusi mengalirkan mikroplastik dalam tubuh kita.

Kantong teh celup terbuat dari polypropylene. Hal inilah yang membuat ketika kantong teh diseduh air panas, maka jutaa mikroplastik akan terlepas ke air yang kemudian kita seruput. Cara menhindarinya, mulailah beralih mengonsumsi teh tubruk. Selain biasanya teh tubruk dikemas dengan kemasan kertas, teh jenis ini tidak menggunakan kantong lagi untuk diseduh sehingga lebih aman dari mikroplastik.

Foto Ilustrasi : Canva

Kedua, adalah talenan berbahan plastik. Alas untuk memotong-motong sayuran, daging ataupun lainnya di dapur ini ternyata juga merupakan salah satu sumber mikroplastik terbesar.

Berdasarkan studi yang dilakukan American Chemical Society (ACS), talenan plastik bisa menyebarkan hingga 79,4 juta mikroplastik karena bahan plastik polimer yang digunakan sebagai pembuat talenan plastik. Cara menghindarinya? beralihlah dengan menggunakan talenan kayu.

Foto Ilustrasi: Canva

Ketiga, adalah wadah makanan plastik dengan label 'microwave save'. Wadah makan ini rupanya dapat melepaskan jumlah mikroplastik yang sangat signifikan ketika dipanaskan. Dilansir Euronews, studi yang dilakukan University of Nebraska-Lincoln (2023), menemukan hingga 4 juta mikroplastik per sentimeter persegi pada makanan bayu dengan kemasan plastik yang dipanaskan di microwave.

Cara agar tidak terpapar mikroplastik dari sumber ini adalah menghindari memanaskan makanan di microwave dengan wadah plastik (bahkan jika berlabel wicrowave save). Karena wadahnya mungkin terlihat kuat ketika dipanaskan, namun kita tidak tahu berapa banyak mikroplastik yang terlepas.

Foto Ilustrasi: Canva

Keempat, gelas kertas. Barang ini terdengar lebih ramah lingkungan karena penyebutan bahan kertas. Namun yang mengejutkan, gelas kertas sebetulnya juga mengandung lapisan plastik. Inilah yang membuat cairan di dalam gelas kertas tidak rembes dan merusak lapisan kertas.

Dilansir Euronews, menggunakan gelas kertas untuk minuman panas akan melepaskan berbagai bahan kimia berbahaya seperti klorida, sulfat, hingga nitrat. Proses daur ulang gelas kertas juga rumit, karena harus memisahkan lapisan plastik HDPE yang tidak mudah. Banyaknya, jenis plastik multilayer seperti ini diolah sebagai bahan campur untuk RDF (refuse derived fuel) yang biasanya digunakan untuk bahan bakar alternatif dari sampah plastik.***


No comments:

Post a Comment