Sunday, September 21, 2014

Ekspedisi Nol Sampah #3 (Papandayan, Part 2)

Pendakian zero waste adventure ke Gunung Papandayan sudah lewat sebulan yang lalu. Tepatnya tanggal 16-17 Agustus 2014. Sebulan berlalu, baru sekarang nulis sekarang. Maklum, baru diserang penyakit nih,, penyakit malas ngetik X)

Saya gak aneh waktu 16 Agustus 2014 siang lalu tiba di Pondok Saladah, Papandayan disambut pemandangan ratusan tenda yang memadati areal camp di atas ketinggian 2.288 mdpl itu. Gunung Papandayan emang primadona banget, gak cuma pas momen 17 Agustus aja. Di hari-hari biasa dan libur lainnya, Papandayan juga selalu ramai didaki.



Track pendakian yang relatif mudah, ditambah eksotisme kawah dan hutan matinya jadi alasan utama kenapa gunung ini sering banget dikunjungi pendaki.

Seorang temen pernah bilang, "Ke papandayan mah kemping ceria. Gak usah terlalu serius. Di atas juga ada warung," begitu katanya. Mudah-mudahan cuma dia yang berpandangan gitu. Atau kalian juga sama? saya harap engga.

Sebuah warung kecil berdiri di salah satu sudut area Pondok Saladah. Di sebelahnya, ada seorang pedagang bakso, dan pedagang jeruk. Lagi-lagi saya tidak heran melihatnya. Meskipun berjualan di ketinggian lebih dari 2000meter, pedagang itu pasti tidak kesulitan membawa barang dagangannya karena jalur pendakian yang relatif mudah. Apalagi, Papandayan selalu diserbu pendaki, pastinya mereka memanfaatkannya untuk meraup keuntungan.


Tidak jauh di depan warung, terdapat tumpukan sampah, yang sebagian sudah terbakar. Tumpukan sampah terdiri dari bungkus makanan, sterofoam produk mie instan, dan bungkus-bungkus plastik bekas bakso. Ada gula, ada semut. Ada yang jualan, pasti ada sampah. Logis.




Sampah bukan cuma ada di area pondok saladah. di beberapa titik Gunung Papandayan temen-temen pasti bisa menemukan tumpukan sampah lainnya, yang kondisinya sudah sebagian terbakar. Dan tumpukan sampah terbesar adalah di Camp David, titik awal pendakian gunung papandayan. Ini adalah sampah-sampah yang dibawa turun pendaki Gunung Papandayan, dan berakhir dengan dibakar oleh petugas setempat.

Sekali lagi, saya bukan menyudutkan teman-teman yang selalu mempraktekkan membawa turun sampah. Membuang sampah di gunung adalah hal buruk, dan membawa turun sampah adalah hal yang positif. Tapi, membawa turun sampah tidak menyelesaikan masalah karena sampah tetap ada, dan melahirkan masalah baru yaitu pembakaran sampah.

Jadi yang benar harusnya bagaimana? Ini bukan soal benar atau salah.. tapi berbicara masalah sampah, cara paling bijak adalah dengan jangan memproduksinya.

Setelah melihat permasalahan yang ada di Gunung Papandayan, berikut beberapa tips yang mungkin bisa membantu temen-temen untuk meminimalisir sampah ketika mendaki gunung yang terletak di Garut ini :

1. Bawa botol minum sendiri
Jangan bawa botol air minum dalam kemasan (AMDK) baik minuman kemasan botol plastik, kaleng, ataupun kaca. Karena botol ini sangat besar kemungkinannya kalian buang. Lebih baik bawa botol minum sendiri. 2 botol air minum ukuran 1 liter / orang sudah sangat cukup, kalian bisa refill air di pondok saladah.



2. Bawa Perbekalan Tak Berpotensi Sampah
Seperti yang selalu dilakukan zerowaste adventure, selalu bawa perbekalan makanan tanpa kemasan. Yang dimaksud tanpa kemasan, sebisa mungkin memang makanan yang dibeli tak berkemasan. (Bukan makanan dalam kemasan yang kemudian dipindah ke dalam wadah. seperti mie instan yang dipindah ke dalam wadah. Jangan ya :) )
Intip perbekalan zerowasteadventure kemarin ke papandayan disini  http://chirpstory.com/li/224628 atau mau lihat perbekalan waktu ke Tambora tahun lalu disini http://t.co/bRw8QHYfDx







3. Tips Jajan
Gimana dengan tukang dagang yang tadi jualan di Pondok Saladah? kita masih tetap bisa beli kok, tanpa nyampah tentunya dan tetap membantu perekonomian mereka. Caranya, pilih dagangan yang tanpa kemasan. Kami masih bisa beli jeruk dan juga bakso. Bakso dibeli dengan bawa misting sendiri, simple kan. Abaikan warung yang menjual mie instan dalam kemasan sterofoam :) pilih beli gorengan nya saja :) (pake wadah sendiri!)





Gak memprodksi sampah itu sangat mungkin kita lakukan. Tinggal soal kemauan dan merubah cara pandang aja.. think out of the box!

Bersiap untuk pendakian tanpa sampah selanjutnya!



Salam, Pieta

No comments:

Post a Comment